Header Ads Widget

Darussalam Catering

Boxes of Life: Lebih dari Seribu Harapan, Menyentuh Realitas Palestina di Mesir

Pendarmesir.com, Kairo – Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Mesir menggelar acara Boxes of Life: Malam Seribu Harapan pada Rabu (17/9) di El Amira Hall, Princess Palace, Hay Sabi. Namun, berbeda dari banyak agenda solidaritas sebelumnya, acara ini bukan hanya ajang penggalangan kepedulian simbolik, melainkan ruang untuk memahami denyut kehidupan nyata warga Palestina di Mesir. Selain untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap perjuangan bangsa Palestina, acara ini juga dimaksudkan sebagai momen inspiratif untuk menggerakkan aksi-aksi kemanusiaan lain di masa depan.

Acara inti dalam agenda ini berupa talk show bertema “Suara dari Perbatasan: Mengulik Kehidupan Palestina di Mesir.” Dipandu oleh Maemunah Nasrun Nasution, sesi ini menghadirkan tiga narasumber utama yaitu: Dr. Fadi Salah Kassab (Atase Keamanan Palestina), Naufal Sunny Farros Nasution (Humanitarian Activist, Bulan Sabit Merah Indonesia), dan Dr. Ahmad Aming Lasim, M.B.A (Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kairo).

Dr. Fadi Salah Kassab memaparkan bahwa hingga kini sekitar 120 ribu warga Palestina masuk ke Mesir, sebagian besar dengan alasan medis. Selama dua tahun terakhir, tercatat lebih dari 8.000 pasien keluar dari Palestina dengan 18.000 pendamping, mayoritas penderita kanker. Tantangan besar muncul karena tidak semua obat tersedia di Mesir, meski 90 persen kebutuhan medis telah ditanggung pemerintah. Dr. Rahmat Aming Lasim, juga menambahkan dari perspektif diplomatik, ia menekankan bahwa posisi Mesir unik: pemerintah Mesir tidak pernah menyebut warga Palestina sebagai “pengungsi,” melainkan “saudara.” Hal ini, menurutnya, menguatkan basis solidaritas di tingkat masyarakat. “Bagi kita di Indonesia, kontribusi tidak hanya soal materi. Ada peran strategis yang bisa dilakukan mahasiswa, lembaga sosial, hingga diplomasi budaya untuk menjaga kepedulian tetap hidup,” jelasnya.

Dalam acara ini, pertanyaan penting dari audiens muncul pada saat sesi tanya jawab dengan nara sumber, salah satunya mengenai bagaimana kontribusi mahasiswa Indonesia di Mesir untuk rakyat Palestina. Menanggapi pertanyaan tersebut, Bapak Rahmat Aming Lasim menjelaskan bahwa ada tiga golongan mahasiswa yang bisa berkontribusi: pertama, mereka yang memiliki keluasan rezeki maka bisa berdonasi lewat hartanya; kedua, mereka yang mampu memberikan tenaga dan pikiran maka bisa menjadi relawan sukarela; dan ketiga, mereka yang tidak memiliki keduanya sehingga kontribusi terbaik yang dapat diberikan adalah melalui doa, sebab doa itulah yang paling diharapkan oleh rakyat Palestina melebihi materi itu sendiri.

Red: Najla Maharani
Editor: Haekal Afriadi

 

 

Posting Komentar

0 Komentar