Proses pembelajaran dan pendidikan wajib di Pena Darussalam berjalan selama masa dua tahun. Proses tersebut diatur pada sebuah program yang terdiri dari tiga tahapan: 1) berpendar, 2) berpijar, 3) bersinar.
Tahap berpendar merupakan masa pelatihan awal sebelum para anggota resmi bergabung Pena Darussalam. Pada masa ini, para calon anggota dibekali dengan materi-materi pokok seperti: karakter penulis, skill membaca, kaidah dasar Bahasa Indonesia, Sastra, Opini, dan Jurnalisme. Dengan menyelesaikan tahap ini, para anggota baru akan dilantik secara resmi menjadi kru dan dianggap siap mengikuti tahap selanjutnya.
Tahap berpijar merupakan awal masa aktif pergerakan kru di Pena Darussalam. Pada tahap ini, kru menjadi pengurus organisasi untuk mengatur aktivitas-aktivitas literasi untuk pengembangan anggota. Di antara aktivitas tersebut dapat berupa: seminar, malam puisi, atau book party. Pada tahap ini pula para kru mendapatkan kesempatan untuk praktek menulis dengan mengisi rubrik-rubrik yang tersedia di laman resmi Pena Darussalam. Masa ini berjalan satu periode sampai datang generasi baru.
Tahap bersinar merupakan tahap terakhir di Pena Darussalam. Tahap ini dimulai pada masa tahun kedua. Pada tahap ini, kru berperan sebagai penyunting tulisan yang beredar di Pena Darussalam. Pada tahun kedua ini juga, para kru melaksanakan kewajiban penulisan karya buku.
Pena Darussalam bergerak dan menggerakkan dalam bidang literasi di lingkungan mahasiswa Indonesia di Mesir. Seluruh dinamika dalam menghadirkan tulisan-tulisan yang bermanfaat dilandaskan pada moto: semangat perekat umat. Menjadi perekat umat merupakan sebuah tanggung jawab yang harus diemban oleh setiap alumni Gontor. Menjadi perekat umat artinya menjadi sosok yang mementingkan kepentingan umat di atas kepentingan pribadi. Menjadi perekat umat artinya menjadi sosok yang mampu merangkul semua kalangan pada umat dengan berbagai perbedaan. Menjadi perekat umat artinya menjadi sosok yang terus menebarkan nilai kedamaian di tengah-tengah sanubari umat. Moto tersebut menyiratkan sebuah makna bahwa yang menjadi bahan bakar motor pergerakan Pena Darussalam adalah sebuah semangat sebagai wadah bagi para perekat umat. Lantas semangat itu juga yang menjadi jiwa pada produk tulisan Pena Darussalam.
Pergerakan Pena Darussalam juga berorientasi kepada sebuah cita-cita luhur yang tercantumkan di dalam piagamnya: “di tengah dunia yang kian gelap sebab minimnya literasi di khalayak muda, semoga Pena Darussalam dengan penulis-penulis yang terlahir darinya, serta karya-karyanya, bisa terus menyinari jalan muda-mudi untuk kembali menemukan minat membaca dan menulis, sehingga kelak di masa depan, aktivitas membaca dan menulis menjadi sebuah kebiasaan dan kelumrahan di kalangan warga IKPM Kairo dan mahasiswa Indonesia di Mesir lainnya”. Bagi para penulis di Pena Darussalam, cita-cita ini laksana sinar matahari terbit yang diyakini akan didapatkan oleh para pendaki saat mereka mau bersabar dan berjuang meniti tangga-tangga hingga sampai di puncak gunung.
0 Komentar