Pendarmesir.com, Kairo – Komisi Peduli Interaksi (KPI) PPMI Mesir pada Jumat (10/10) mengadakan Dimensi (Diskusi Moral, Etika dan Interaksi) Masisir dengan berkolaborasi dengan PPMI, Wihdah, HPIM dan KSW. Agenda ini dilaksanakan di Aula Griya Jateng, Hayy Asyir sebagai bentuk reaksi Masisir atas keresahan bersama tentang moral, etika dan interaksi yang semakin masif terjadi di kalangan Masisir. Keresahan tersebut terakumulasi hingga sampailah ke telinga KPI. Maka sebagai lembaga di bidang interaksi Masisir, KPI menjawab keresahan tersebut dengan menyediakan ruang diskusi dan rembug bersama untuk memberikan rumusan-rumusan hingga terciptalah solusi nyata untuk keresahan ini.
Agenda yang diadakan pada pukul 15.00 ini, seperti biasa diawali dengan sambutan oleh Ketua Pelaksana, Ketua KPI, Wasekjen PPMI Mesir dan juga Ketua KSW sebagai tuan rumah acara tersebut. Acara diskusi pada sore hari itu dibagi menjadi 3 sesi penting yaitu sesi pemantik, diskusi kelompok dan diakhiri dengan diskusi terbuka. Pada sesi pemantik, para pemateri memberikan data-data dan juga keresahan secara umum kepada para peserta diskusi, sehingga diharapkan dengan begitu dapat memberikan pandangan umum tentang apa yang terjadi pada Masisir. Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi perkelompok dan diakhiri dengan diskusi terbuka berdasarkan hasil-hasil yang telah dirumuskan oleh para peserta saat diskusi kelompok.
Pada sambutannya ketua panitia Salma
Izzatunnuha menyampaikan bahwa salah satu faktor melonjaknya jumlah
permasalahan di kalangan Masisir adalah meledaknya jumlah Masisir, sehingga
setiap individu secara tidak langsung diharuskan untuk terus melaksanakan
semangat amar ma'ruf nahi munkar. Semangat ini pun diamini oleh Ketua
KPI Abdullah Mubarak pada sambutannya. Kemudian saat sesi pemantik oleh
pemateri dipaparkan tiga judul besar yaitu ledakan jumlah masisir, laporan
permasalah dengan grafik, dan juga tugas KPI.
Diskusi kelompok yang diadakan
setelah sesi pemantik berjalan dengan intens membicarakan masalah-masalah moral,
etika dan interaksi di Masisir. Kemudian, sebelum diskusi terbuka, Presiden
PPMI Glenn Sofyan menyampaikan tanggapannya atas diskusi kelompok yang telah
berjalan, Ia menyampaikan bahwa upaya-upaya untuk mengurangi jumlah Masisir
yang berangkat telah digaungkan sejak beberapa tahun terakhir, namun proses
eksekusinya tidaklah mudah, karena diplomasi antar lembaga merupakan hal yang
cukup kompleks, apalagi melihat idealisme Al-Azhar tentang inklusivitas sehingga
tidak bisa membatasi orang-orang yang ingin belajar di Al-Azhar.
Baca Juga: Temu Sapa Literasi: Asma Nadia dan Zulkifli Ali Inspirasi bagi Diaspora Mahasiswa
Rentetan acara pun diakhiri dengan
diskusi terbuka atas rumusan-rumusan dari para peserta saat diskusi kelompok.
Pada sesi tersebut terdapat pertanyaan yang krusial tentang bagaimana KPI
membuat para pelaku pelanggaran moral, etika dan interaksi dihukum dan merasa
jera atas perbuatan mereka. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Farid (Ketua KPI
periode 2023-2025), Ia menjawab bahwa KPI menerapkan hukuman yang berbeda
tergantung pelanggaran, seperti dipulangkan ke Tanah Air, kami serahkan ke
orang tua mereka, hingga terkadang kami juga mengancam mereka dengan hukuman
pidana sesuai dengan Hukum Negara Mesir.
Setelah sesi panjang tersebut
berakhirlah agenda pada pukul sembilan malam, dengan hasil yang nantinya akan
dipublikasikan dan disebar ke seluruh elemen Masisir. Sehingga setiap individu
dapat merasakan dampak agenda ini. Dengan harapan acara ini bisa menimbulkan dampak
positif dan kesadaran kolektif untuk bersama membenahi Masisir dimulai dengan hal-hal
kecil yang bisa dilakukan dan tidak hanya bergantung terhadap lembaga-lembaga
dalam menangani keresahan ini.
Red: Ahmad Habiburrahman
Editor: Mutiara Jannati Rahma
0 Komentar