Pendarmesir.com – Pada Ahad (3/8), MPA-BPA PPMI Mesir mengadakan
Kongres
PPMI 2025 sebagai rutinitas dua tahunan salah satunya
untuk menyusun kembali
arah gerak organisasi agar lebih relevan, transparan, dan berintegritas
sehingga PPMI dapat hadir sebagai jawaban atas tantangan zaman dan kebutuhan
Masisir secara menyeluruh. Kongres yang bertemakan “Kuatkan Integritasi dan
Eksistensi, Tumbuhkan Pilar Kepercayaan” ini mengangkat tiga isu yang tengah
santer di kalangan Masisir yaitu: 1) Isu Pendidikan, 2) Isu Moral, dan 3) Isu
SGS (Student Government System). Acara yang
digelar di Qoah Shafa, Dar al Arqam, Al Hay Al Tsamin ini juga turut
dihadiri oleh para Tim Ahli yakni Fery Rahmadansyah, Lc., M.A., Ph.D selaku tim
ahli isu pendidikan, M.Fathan Winarto, Lc selaku tim ahli isu moral, dan Lubab
Hud Abdullah, Lc sebagai tim ahli isu SGS.
Pada kongres kali ini, 8 fraksi turut andil
dalam memaparkan ide dan aspirasi terkait isu tersebut. Peserta fraksi sendiri
terdiri dari 3 elemen, yaitu Fraksi PPMI Mesir (perwakilan dari berbagai organisasi
di bawah naungan PPMI Mesir), Peserta Undangan (tokoh atau perwakilan lembaga yang
berkaitan dengan isu kongres), dan Peserta Terbuka (Masisir secara umum yang
mendaftarakan diri untuk menjadi bagian dari kongres kali ini).
Kongres PPMI Mesir kali
ini dihadirkan dengan konsep yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan
digelar dengan rentetan yang membuka ruang bagi aspirasi dan diskusi. Forum
kongres yang dimulai sejak siang ini, berupaya untuk merespon berbagai keresahan yang muncul di
tengah-tengah Masisir. Keresahan-keresahan yang disarikan
menjadi 3 isu utama di atas telah
berdampak langsung terhadap kepercayaan warga terhadap PPMI Mesir selaku
organisasi induk di lingkungan Masisir dan perlu untuk
dibenahi.
“Sebenarnya kongres
sebelumnya itu hanya berisi Amandeman AD/ART dan GBHO,” ucap Muhammad Nasiruddin,
Ketua Pelaksana Kongres PPMI Mesir 2025. “MPA-BPA tahun ini menilai bahwa kongres
sebenarnya (akan) punya manfaat jika dilaksanakan sesuai namanya. Akhirnya,
tetap dilaksanakan kongres tahun ini, tapi kita ingin mengangkat konsep sesuai
dengan namanya, yaitu sebagaimana kita membuka ruang diskusi untuk semua
Masisir, dan kita menggunakan fraksi yang mana fraksi adalah delegasi dari
setiap LO (Lembaga Otonom), OK (Organisasi Khusus), dan juga perwakilan dari masing-masing organisasi yang ada di
Mesir. Sehingga kita lihat hari ini terbentuklah diskusi yang mungkin lumayan
seru hari ini,” lanjutnya dalam menerangkan bahwa titik berat kongres
kali ini ada dalam penyerapan aspirasi dan diskusi.
Di akhir wawancara,
Nasir mengungkapkan kesan dari pelaksanan kongres kali ini. Ia sangat
menyayangkan sedikitnya fraksi yang hadir dalam acara ini, terutama saat
dimulainya acara. Padahal mereka hadir bukan atas nama pribadi, melainkan
organisasi atau lembaga yang dinaungi, bahkan artinya atas nama seluruh Masisir. Ia berharap ke depannya para fraksi dan
delegasi terkait dapat lebih peka dan peduli terhadap urgensi kongres, jangan
sampai ketidakhadiran justu menjadi sebab terlahirnya aturan-aturan yang
merugikan delegasi itu sendiri ataupun lembaga yang dinaungi.
Reporter: Wilda Naimatul Mukaromah
Editor: Ilmi Hatta
Dhiya’ulhaq
0 Komentar