Header Ads Widget

Darussalam Catering

Di Balik Tempelan Renungan

Ada yang menganggap bahwa pesantren – terutama Gontor – itu serba aturan. Makan diatur, masuk kelas diatur, tidur juga diatur. Bahkan, lemari santri saja memiliki ketentuan-ketentuan yang harus dipatuhi. Harus digembok, bersih, rapi, dan harus memiliki beberapa tempelan. Lemari yang sesuai standar memiliki tiga tempelan: Daily Vocabularies/Idioms, Hassinu Sholatakum[1], dan Have You Corrected[2]. Semuanya harus dilapisi selotip dan tidak boleh sobek.

Namun segala peraturan dan ketetuan di pondok tidak pernah luput dari nilai-nilai pendidikan, terutama Have You Corrected yang acapkali dijadikan bahan motivasi. Pimpinan Pondok sering mengajarkan kita untuk mengetahui Why and What For untuk memahami hakikat perbuatan kita. Lantas, apa jawaban Why and What For dibuatnya tempelan Have You Corrected itu?

Sebenarnya, pembahasan tentang isi Have You Corrected ini sudah menjadi lagu lama. Para anggota sering mendengarnya saat dari pengurus pertemuan wajib di hari Jumat pagi. Begitu pula dengan para pengurus yang mendengarnya dari Bagian Keamanan atau dari staf Pengasuhan Santri. Lima perkara yang tertulis dalam tempelan itu, yakni ibadah, adab, disiplin, belajar, dan bahasa, merupakan identitas santri yang tidak dapat ditanggalkan. Apabila lima hal tersebut terpatri dalam diri seorang santri, ia akan tumbuh menjadi manusia yang bermanfaat. Kira-kira seperti itu. Mungkin ada beberapa versi, tapi intinya tetap sama. Oleh karena itu, tulisan ini membahas tentang Have You Corrected dari perspektif saya pribadi.

Di pesantren, para santri tak hanya menyerap ilmu dari buku-buku. KH Hasan Abdullah Sahal pernah berkata bahwa yang membedakan pesantren dengan yang bukan pesantren adalah “pendidikan kehidupan”. Mereka menjalani hari-hari dengan penuh keikhlasan, keteguhan, dan kedisiplinan di sebuah pondok yang menyifati dirinya Laa Yanamu Abadan – tidak pernah tidur. Seluruh kegiatan santri sudah diatur dari bangun hingga tidur kembali. Itulah pendidikan holistik pesantren. Santri terdidik dari semua apa yang mereka lihat, dengar, dan rasakan.

Namun, salah satu hal yang jarang dibicarakan adalah bagaimana santri mendidik diri mereka sendiri. Dan di antara cara seorang santri sedang mendidik dirinya sendiri adalah dengan melakukan introspeksi diri, self-assessment dalam istilah psikologi, atau yang sering disebut santri muhasabah. Lalu, bagaimana caranya agar dia melakukan muhasabah dengan jujur, objektif, dan memiliki hasil yang berarti? Dia butuh standar. Datanglah Have You Corrected.

Lima perkara – ibadah, adab, disiplin, belajar, dan bahasa – menjadi parameter untuk mengukur progres perkembangan santri. Sebab, kelimanya merupakan kriteria umum yang dinilai dari seorang santri. Misalnya, seorang santri kelas 3 sedang menginstorespeksi diri. Dia dapat bertanya pada dirinya sendiri, “Sudahkah aku menghafal 15 doa setelah salat? Sudahkah aku menjaga adabku dengan teman, mudabbir[3], dan ustaz? Berapa kali aku dihukum botak tahun ini? Seberapa siap aku untuk menghadapi ujian? Apakah sudah mampu menulis teks pidato bahasa arab tanpa bantuan?”

Dengan ini, dia tidak sibuk merenungkan hal-hal yang sepele, bahkan yang tidak mendorongnya untuk berkembang, seperti: masalah bersama bagian disiplin, tren-tren terkini, teman-teman di rumah, dan lain sebagainya. Santri dapat fokus dengan hal-hal yang mampu membuatnya menjadi orang yang hebat dan bermanfaat. Inilah mengapa Have You Corrected itu ada, untuk dijadikan renungan dan acuan.

Selanjutnya, mari kita mengingat kembali syiar Pondok Modern Darussalam Gontor dalam pendidikan yang bisa temukan di buku mata pelajaran Tarbiyah kelas 3 KMI.

إنّ تنفيذ التربية الخلقية والعقلية لايكفي بمجرد الكلام، بل لابد أن يكون بالقدوة الصالحة وإيجاد البيئة، وكلّ ما يراه التلاميذ ومايسمعونه من حركات وأصوات في هذا المعهد يكون عاملا من عوامل التربية الخلقية والعقلية

Syiar Pondok Modern Darussalam Gontor ini menetapkan pembentukan lingkungan atau Ijaadul Biah sebagai faktor yang fundamental dalam pendidikan. Terciptanya sebuah milieu yang optimal untuk mendidik santri membutuhkan attention to detail yang tinggi. Santri tidak diberikan sedikit pun ruang untuk terpapar sesuatu yang membawanya pada keburukan. Seluruh kegiatan mencerminkan nilai-nilai yang luhur. Keteladanan menjadi darah dan daging bagi seluruh orang di pesantren. Setiap sudut di pondok menanamkan kebaikan pada pikiran dan hati santri. Pondok tak ingin pendidikan yang baik menjadi pilihan, melainkan mendekati sebuah keniscayaan.

Maka tak heran apabila Have You Corrected hadir di setiap rayon, setiap kamar, dan setiap lemari santri se-Darussalam. Ke mana pun dia menoleh di kamar, tempelan itu tak luput dari pandangannya. Saya pikir ini tidak jauh berbeda dengan yang kita lihat di Mesir. Di hampir semua tempat, kita dapat melihat hal-hal yang mengingatkan kita untuk berzikir dan bersholawat. Baik itu stiker di angkutan umum dan pintu-pintu rumah, tulisan-tulisan di tembok, dan penduduk pribumi Mesir yang rajin membawa tasbih ke mana-mana. Kedua tempat sama-sama menerapkan Ijaadul Biah untuk mengingatkan pada kebaikan.

Have You Corrected yang diam di depan lemari itu, selama ini menunggu para santri untuk tak hanya membacanya, tetapi menyelami maknanya. Lebih dari itu, dia ingin santri menyadari pentingnya melakukan introspeksi diri dengan baik dan peran dia dalam pendidikan di pesantren. Tempelan yang sederhana itu juga ingin kita tahu bahwa dia memberikan sumbangsih dalam pembentukan atmosfer yang membuat santri berupaya untuk terus memperbaiki diri. Harapannya, kita dapat belajar untuk menghargai hal-hal kecil dan memahami nilainya, walau hanya sebatas tempelan depan lemari.



[1] Hassinu Sholatakum: Artinya: Perbaikilah sholat kalian; tempelan berisi biodata pemilik lemari|
[2] Have You Corrected: Artinya: Apakah kamu sudah memperbaiki; tempelan berisi motivasi dan target nilai
[3] Mudabbir: Pengurus asrama, umumnya dari santri kelas 5

Posting Komentar

0 Komentar