Hati kita telah berserakan di tanah pasir negeri ini.
Meraih asa yang tinggi di jalanan penuh anjing.
Perjuangan kita diantar sebuah bus bernomor 80 coret dan 24 jim.
Kita duduk bersama di bangku kuliah, di karpet biru masjid Al-Azhar.
Aku masih ingat awal kita sampai di sini, kita melewati lorong Azhar yang memisahkan Masjid Husein dengan Maidan Al-Azhar.
Kita berdua berfoto di situ sambil membawa banyak barang yang kita beli dari Pasar Atabah.
Kini kita sudah terpisah jauh, bukan jarak ataupun waktu.
Tapi tujuan kita berbeda, kamu melangkah ke arah di mana aku tidak bisa menggapaimu.
Semenjak kepergianmu aku tersesat di kota ini.
Aku tidak mencarimu yang hilang pergi entah ke mana.
Tapi aku pergi mencari diriku yang tak tahu entah di mana?
Aku hilang di Kota Kairo.
Aku mencari di derasnya aliran sungai Nil, tapi aku hanya terhanyut pada dunia.
Aku hilang di Kota Kairo.
Aku mencari di bawah Piramida, tapi yang aku temukan hanyalah kuburan masa kelamku.
Aku hilang di Kota Kairo.
Aku mencarimu di padang pasir, tapi yang aku dapatkan hanya haus dan hamparan kosong.
Seandainya aku menemukan diriku lagi, aku hanya ingin menikmati sisa akhir berada di kota ini.
القاهرة، فإن لم تقهرها قهرتك
"Kairo, jika kamu tidak menaklukkannya, maka dia akan menaklukkanmu."
0 Komentar