Header Ads Widget

Darussalam Catering

Demi Masa tapi Masih Terbuang Sia-Sia


Oleh: Siti Subakti

Semenjak kita dilahirkan ke dunia ini, tentu kita tak asing dengan kata waktu. Sejak kecil mungkin orang tua kita sering mengingatkan perihal begitu pentingnya  waktu. Namun, terkadang banyak dari kita yang baru mengerti betapa pentingnya waktu ketika mulai beranjak dewasa. Dan itu bukanlah suatu masalah. Tentu itu adalah hal baru yang harus selalu disadari dan dibenahi agar kita bisa lebih baik dalam memanfaatkan waktu.

Ada yang mengatakan bahwasanya orang yang beruntung adalah orang yang bisa mengatur dan memanfaatkan waktunya dengan baik. Jika argumen ini memang benar, lalu siapakah mereka yang merugi? Allah SWT telah menjelaskan dalam firman-Nya Surat Al-Ashr Ayat 1-3: “Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”.

Kata ‘manusia’ di dalam ayat ini tidak tertuju hanya kepada orang muslim saja atau selainnya yang berada dalam kerugian, melainkan semua manusia baik yang muslim maupun bukan, akan berada dalam suatu kerugian bilamana ia tidak menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

Lalu, bagaimana menggunakan waktu yang sebaik-baiknya itu? Allah SWT menjelaskan di ayat setelahnya bahwa mereka yang tidak berada dalam kerugian adalah orang-orang beriman yang mengerjakan kebajikan serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Yang pertama, mengerjakan kebajikan. Kebajikan adalah sesuatu yang mendatangkan kebaikan, seperti saling tolong menolong dalam kesusahan, membantu seseorang menyebrangi jalan walau sebenarnya sedang terburu-buru dalam perjalanan, menyingkirkan batu dari jalan agar tidak terjadi kecelakaan, dan masih banyak lagi kebajikan lainnya yang bisa dilakukan.

Yang kedua, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Siapa pun boleh menasihati, selagi itu menuju pada ranah kebenaran agar terlepas dari kesalahan. Islam adalah agama yang baik dan benar maka, jika ingin memberikan sebuah nasihat sangat dianjurkan dengan perkataan yang baik dan benar akan kebenarannya, agar nasihat bisa diterima dengan baik hingga mengabadi dalam hati.

Waktu di dunia sangatlah cepat dan singkat, sampai terkadang membuat banyak manusia lupa akan esensinya. Hanya sekadar melewati tanpa mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang sudah menghampiri. Seperti waktu yang digunakan untuk banyak kegiatan ataupun pekerjaan, tapi tidak memahami manfaat di dalamnya, sehingga waktu terbuang sia-sia. Padahal Allah SWT sudah memberikan kita waktu dengan porsi yang sama, sebanyak 24 jam dalam sehari, tak kurang dan tak lebih. Sangat cukup bagi mereka yang memanfaatkannya dengan baik, dan kurang bagi mereka yang selalu mencari banyak alasan.

Jika waktu hanya digunakan tanpa suatu kebermanfaatan akan menghasilkan sebuah pemborosan, karena waktu adalah harta yang paling berharga. Bahkan ia lebih dari sekedar harta. Harta yang banyak dan melimpah sangat disayangkan jika tidak digunakan dengan baik, karena akan terjadi pemborosan, seperti pentingnya menggunakan waktu dengan baik.

Hakikatnya pemborosan tidak hanya terletak di dalam harta, namun pemborosan bisa terjadi dalam berbagai aspek . Seperti yang telah dijelaskan dalam salah satu hadits perihal pemborosan yang ada dalam penggunaan air ketika sedang berwudu.

Diriwayatkan dari Abdillah bin Amru bin Al-Ash, ia berkata: Rasulullah SAW bertemu Sa’ad pada waktu berwudu, kemudian Rasulullah SAW bersabda: Alangkah borosnya wudumu itu hai Sa’ad, kemudian Sa’ad bertanya: Apakah di dalam berwudu ada pemborosan?, lalu Rasulullah SAW menjawab: Iya, meskipun kamu  berwudu di sungai yang mengalir (H.R Ibnu Majah).

Air yang melimpah dan mengalir di sungai sama seperti waktu yang Allah SWT ciptakan untuk seluruh makhluk-Nya. Ia akan terus melaju, takkan pernah berhenti dan takkan kembali lagi. Seperti arus air yang ada di sungai, ia akan terus berjalan dan mengalir hingga menuju titik terakhir. Begitupun dengan waktu, ia akan terus berjalan hingga berakhirnya kehidupan, di hari akhir nanti.

Lalu, bagaimana dengan waktu yang sudah terlewatkan dan waktu yang akan kita temui lagi ke depannya? Semua yang sudah terlewati tentu tak bisa diulang kembali. Namun, masih bisa diperbaiki di masa depan, agar bisa lebih baik lagi. Dengan cara mengambil banyak pelajaran kehidupan yang bermakna dan berarti, untuk dijadikan pengembangan diri di kemudian hari.

Posting Komentar

2 Komentar