Header Ads Widget

Darussalam Audio

Kidung Sastra Bersama Perruas dan Art Theis, Datuk Asnur: Dunia adalah Puisi

Pendarmesir.com, Kairo –  “Dunia adalah Puisi.” Sebuah kutipan yang mendalam yang diucapkan oleh Datuk Asrizal Nur pada acara Kidung Sastra. Kesadaran akan pentingnya seni dan sastra menjadi alasan dari pelaksanaan kegiatan “Kidung Sastra” yang diadakan pada Ahad (3/11) oleh Art Theis de Cairo sebagai komunitas seni dan sastra di kalangan mahasiswa Indonesia di Mesir, dengan berkolaborasi bersama Kemenko PSDM dari PPMI Mesir. Kegiatan ini juga merupakan acara penyambutan untuk kedatangan puluhan penyair dari Perkumpulan Rumah Sastra Asnur (Perruas) yang tengah mengadakan wisata puisi di Mesir. Dihadiri oleh berbagai media mahasiswa, kidung sastra diadakan di Rumah Budaya Rubu, Gamaliya. Terbuka secara umum untuk masisir peminat sastra, acara yang bernuansa puitis ini dikemas dengan Sarasehan Sastra, Orasi Budaya dan Deklamasi Puisi yang dipertunjukkan secara apik oleh pihak Perruas dan Art Theis de Cairo.

Sarasehan diisi oleh Datuk Asrizal Nur, pendiri dan ketua Perruas, juga Bapak Andria C Tamsin, seorang dosen dan pegiat seni di Sumatera Barat.  Pembahasan yag diangkat adalah seputar stigma yang sering muncul di masyarakat bahwasanya sastra adalah karya yang hanya dapat dinikmati oleh kaum-kaum elit. Dalam hal ini Perruas sendiri – sesuai penjelasan Bapak Asrizal Nur – berusaha untuk meruntuhkan tembok yang tinggi antara sastra dan masyarakat. “Seringkali, orang-orang hanya memikirkan strategi untuk melaksanakan suatu tujuan, namun Perruas maju pada garis terdepan dalam pengembangan sastra dengan membangun gerakan-gerakan yang berdampak besar,” ujar Bapak Asrizal. Gerakan Perruas dalam membumikan kecintaan terhadap karya sastra dimulai dengan pendekatan terhadap instrument penting dalam pendidikan, guru. Menurutnya, jika guru sudah mengenal dan memiliki spirit didalam sastra, maka itu akan mempengaruhi murid-muridnya.

Dalam upaya pengembangan sastra, dibutuhkan apresiasi untuk karya sastra itu sendiri. Bapak Andria C Tamsin mengutarakan beberapa tahap dalam mengapresiasi karya sastra. Dimulai dari menyukai sastra, menulis sastra, berinteraksi dengan sastra, dan mengkritik sastra. Kecintaan terhadap sastra merupakan gerbang dalam mengapresiasi karya sastra. Dosen sekaligus penyair itu menambahkan bahwa sastra punya pengaruh dalam membentuk karakter seseorang, “Bisa dilihat dari proses pembuatannya. Seseorang yang bisa menulis sastra pasti memiliki sebuah kearifan karena berangkat dari intuisi. Untuk membuat puisi pastilah membutuhkan perenungan-perenungan. Bedakan bermenung dan merenung. Dari proses perenungan (kontemplasi) seseorang akan memperoleh intuisi.” Ditutup dengan puisi berjudul “Janji Musafir” dan “Kuda” dari Datuk Asrizal Nur, acara Kidung Sastra berjalan dengan penuh antusiasme.

Red: Subhan Hadi
Editor: Ilmi Hatta Dhiya'ulhaq



 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar