Oleh : Daniya Hamd
Intervensi ideologi dan propaganda Barat terhadap dunia sudah bukan rahasia lagi. Penjajahan yang mereka lakukan kepada dunia, menghasut manusia untuk melupakan jati dirinya. Tentu kita tahu bahwa seseorang tanpa identitas hanya menjadi layangan di langit yang pasrah kemana saja angin membawanya.
Saya akan memberikan contoh sederhana. Perhatikan seksama. Saat ini bayangkan anda hidup di tahun 2009. Menonton televisi. Berita lokal menampilkan orang berjanggut dalam interview (yang kata mereka pelaku teror bom). Dia mengaku ingin melakukan jihad, dengan tampak bangga. Pengeboman pada salah satu gedung di Amerika. Tentu saja siapapun yang menonton tayangan itu akan terpancing emosi. Begitulah cara Barat mengontrol arah kebencian dunia kepada Islam.
Mereka mengatakan bahwa Iraq memiliki senjata pemusnah masal. Lalu menghalalkan segala cara untuk membasminya. Penyerangan atas nama “memerangi teroris”. Sungguh bukan! Itu bukan peperangan. Lebih tepatnya pembantaian. Tua, muda, pria, ataupun wanita dibabat habis. Jutaan tewas.
Itu sudah lewat beberapa tahun silam. Bisa dibayangkan betapa liciknya Barat melabeli orang-orang tak berdosa sebagai teroris. Bagaimana Barat menayangkan visual penuh kebencian kepada dunia. Alhasil tidak sedikit di antara warga bumi meyakini bahwa Islam adalah teroris. Dan terlahirlah fobia pada Islam.
Rakyat Amerika adalah penduduk baik. Namun invasi pikiran itu datang menghantam mereka, identitas keyakinan rakyat pun hilang. Dengan tiba-tiba saja orang baik membenci apa yang ditayangkan di media sebenci-bencinya. Inilah cara Barat menghilangkan identitas manusia baik, menggantinya menjadi buruk.
Saat ini penyusupan ideologi Barat kepada dunia begitu nampak. Salah satunya begitu gencarnya Barat mendoktrin masyarakat untuk meridhai penyimpangan hubungan. Mereka berharap supaya dunia mau mengakui keberadaan hubungan sesama jenis, atau apapun sebutannya itu. Barat selalu berkata “Hidup kebebasan!”. Entah kebebasan apa yang dimaksud.
Barat paham bahwa dunia sulit menerima penyimpangan hubungan itu. Maka mereka mengambil jalan pintas. Mereka menaruh pesan-pesan moral haram itu pada media terutama film, animasi, bahkan kartun yang notabene-nya diperuntukkan anak-anak.
Dunia tidak akan pernah menerima kebiadaban ini sampai kapanpun. Masyarakat Muslim dunia menolak penyimpangan ini. Qatar dengan berani berdiri menegakkan identitas. Tidak boleh ada penyimpangan ataupun simbol yang berbau hal ini. FIFA harus menghormati Qatar sebagai tuan rumah. Kebenaran harus ditegakkan.
Beralih dari negara Islam. Ramai juga penolakan dari negara Eropa. Khususnya Eropa Timur.
Belum lama ini Rusia mengesahkan undang-undang yang melarang penyebaran LGBT. Negara Beruang Soviet itu cerdas, kesucian Ortodoks membentengi keyakinan dari cipratan kotor Barat. Mereka tahu bahwa ideologi Barat berpotensi merusak persatuan Rusia.
Tak jauh secara geografis ada pula Georgia. Barat mengira bahwa Eropa bakal mudah disusupi. Tetapi salah. Georgia memiliki penduduk yang begitu kuat merangkul keyakinan Kristen. Alih-alih bakal terlaksananya Pride Event, mayoritas masyarakat dengan bangga melakukan aksi demo menolak ideologi Barat ini. Kehormatan negaranya tidak akan pernah tersentuh ideologi Barat.
Sudah waktunya dunia bangkit dan sadar. Ideologi dan propaganda Barat harus dilawan. Sabagaimana kerasnya Barat dalam menjajah pemikiran kita, sesulit itu pula kerja keras kita untuk melawan. Bahaya yang diberikan Barat kepada dunia tidak hanya mengancam pada psikis, tetapi juga fisik dan kesehatan kita sebagai manusia.
0 Komentar