Oleh: Rahmat Fajar
Dalam hakikat cinta manusia itu sama rata tanpa ada kekurangan maupun kelebihan rasa cinta, sejatinya Allah Swt menetapkan cinta di hati manusia itu sebagai sifat yang mendasar sebagai manusia.
Dalam perspektif kehidupan kita melihat berbagai macam cinta di antaranya: cinta akan kedamaian, cinta dengan harta, cinta terhadap kekasihnya dan masih banyak kata cinta dalam kehidupan ini.
Semuanya kembali kepada jati diri masing-masing setiap jiwa dan nurani entah kemana mengarahkan cinta yang ia miliki.
Dengan perjalanan hidup dan segala warna-warni tentunya perspektif cinta ini mengalami perubahan yang sangat signifikan, ketika kita melihat di sekitar kita ada yang mengarahkan cintanya kepada keluarganya,dan bagi yang memiliki harta yang melimpah maka cintanya pun terarah ke harta yang ia miliki, ataupun cinta terhadap tanah air kita.
Semua cinta akan dianggap wajar jika masih dalam tingkat saling memahami dan saling pengertian terhadap cinta-cinta yang lainnya, beda halnya jika ia mengedepankan cinta melebihi segalanya, yang mana menimbulkan kebencian terhadap sesuatu yang tidak ia cintai, seperti jika seseorang telah jatuh cinta terhadap harta milikinya sehingga ia sangat membenci sekali jika harta bendanya berkurang dan sangat membenci kemiskinan, ataupun dalam contoh lainnya penggunaan cinta dalam berhubungan dengan lawan jenis sehingga gerak-gerik yang mana diharamkan dalam agama dianggap wajar karena mengedepankan kata “cinta” yang salah.
Lalu sebenarnya untuk apa cinta? Untuk apa Allah Swt meletakkan cinta?
Dan pertanyaan yang paling besar “UNTUK SIAPAKAH CINTA INI SEBENARNYA?”
Semua jawabannya akan kita temui ketika kita sudah menghadap sang Ilahi, saat itu kita berada di ujung penantian menemui jadwal pertemuan yang harus kita tepati saat nafas sudah hampir habis di situlah kita melihat inti sebenarnya dari kata “cinta”.
Silahkan bagi kita semua mencintai dunia ini silahkan!
Silahkan kita mengarahkan cinta kita sepenuhnya kepada pasangan hidup kita, silahkan!
Silahkan memberikan cinta kita ke golongan kita masing-masing, silahkan!
Namun ingat ketika janji kita sudah sampai, janji pertemuan dengan sang Khaliq telah tiba maka cinta hanya harus memilih satu yaitu cinta kepada Allah Swt. Saat itu kita tidak bisa lagi mengarahkan cinta ini kecuali kepada Allah semata. Semua hal dan segala hal yang kita cintai dahulu tak akan bisa kita cintai lagi karena saat ajal tiba kita wajib memilih satu cinta yaitu cinta sang Khaliq, cinta penuh tuhan semesta alam Allah Swt.
Semoga kita semua terlepas dari kata “cinta” yang menjerumuskan kita ke lubang kegelapan dan semoga Allah Swt selalu membimbing kita kejalan yang benar, Aamiin yaa rabbal Aalamiin.
0 Komentar