“Musuh bagi hidup yang lebih baik adalah penundaan.” Salah satu kalimat petuah yang diucapkan Al-Ustadz Luqmanul Hakim di hadapan warga IKPM Gontor cabang Kairo. Pada Rabu sore, (22/5) di aula Griya KSW, Hay Asyir, Al-Ustadz Luqmanul Hakim tersebut menghadiri acara silaturahim bersama warga IKPM Kairo. Beliau merupakan alumni Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 2003. Setelah menjadi alumni beliau berkiprah di masyarakat dengan mendirikan Masjid Kapal Munzalan di Kalimantan Barat.
Al-Ustadz Luqmanul Hakim berkunjung ke negeri Kinanah sejak tiba dan
dijemput oleh tim dari IKPM Kairo di bandara internasional Kairo pada hari Senin
sore (20/5). Kunjungan alumni Gontor tahun 2003 tersebut sesuai rencana akan
berakhir pada hari Jumat (24/5). Tujuan berkunjungnya beliau ke Mesir adalah untuk
kepentingan keluarga dan yayasan, dan di tengah kepentingan tersebut beliau
meluangkan waktu untuk bersilaturahim bersama warga IKPM Kairo.
Silaturahim Warga IKPM bersama Al-Ustadz Luqmanul Hakim ini dihadiri
oleh kurang lebih 300 peserta. Aula griya KSW penuh diisi oleh warga IKPM Kairo,
baik itu mahasiswa baru maupun para mahasiswa S1 yang tengah menempuh ujian
termin dua.
Al-Ustadz Luqmanul Hakim menyampaikan petuah kepada para peserta dengan penuh
rasa hangat kekeluargaan sesama keluarga besar Gontor. Nasehat-nasehat beliau
diselingi dengan kisah nostalgia pondok yang menambah rasa kedekatan dengan
hadirin. Beliau mengajarkan kepada para hadirin cara menempuh jalur hidup yang
eksepsional atau jalur khusus untuk mencapai hidup yang baik. Cara itu adalah
dengan “Dua R” yaitu rida orang tua dan rida kiai. Menggapai rida orang tua
adalah dengan minta doa, minta maaf, minta rida, dan memberikan hadiah terbaik.
Dalam hal menggapai rida kiai, beliau mengisahkan sebuah pengalaman nyata seorang
alumni yang diridai oleh Kiai Syukri. Tidak luput beliau mengenalkan segenap
warga betapa pentingnya berkhidmah, karena dengan berkhidmah Allah akan
melapangkan segala jalan kebaikan, beliau mengutip al-Quran, surat Muhammad
ayat 7: “In Tanshurullaha Yanshurkum …. “
“Kalau orang biasa akan bertanya, ‘apakah saya bahagia?’, akan tetapi orang yang luar biasa akan bertanya, ‘berapa banyak orang yang sudah saya bahagiakan?” ucap beliau di hadapan para hadirin. Beliau juga mengajak para hadirin untuk berpikir bersama seputar hal fundamental, “Siapa saya? Saya mau ke mana? Saya mau buat apa?” Al-Ustadz Luqmanul Hakim mengajarkan jawaban atas pertanyaan fundamental tadi. “Katakan: saya adalah hamba Allah, dan umat Rasulullah yang sedang berusaha meneledani Rasulullah, saya mau ke surga, dan apapun yang saya buat adalah untuk mendapatkan rida Allah.” Acara berlanjut hingga waktu maghrib dan ditutup dengan doa dan sholat maghrib berjamaah.
Red: Ilmi Hatta
Editor: Ishmah
0 Komentar